Siang tadi saya dan keluarga menghadiri resepsi pernikahan anak seorang rekan kerja suami. Seperti normalnya resepsi pernikahan yang diadakan di Gedung, waktu yang tercantum di undangan adalah dari Pk 11.00 WIB s.d Pk 14.00 WIB. Sehubungan dengan satu dan lain hal (ribet bebenah belanjaan seminggu dari pasar) kami baru bisa sampai di tempat acara kurang lebih Pk 13.00 WIB. Berhubung hadir berbekal perut kosong, jadilah setelah bersalaman dengan mempelai dan sang mpunya hajat kami langsung menuju meja prasmanan dengan penuh semangat . Tapi ternyata.. selagi kami mengambil menu yang tersaji, para pramusaji dan teman2nya sudah mulai membereskan gubug2an, meja, dekorasi, dan yang lainnya. Semangat makan langsung mengendur, brasa dikejar2 dan diusir secara halus (padahal itu masih kurang satu jam sebelum acara selesai).
Memang kami yang datang terlambat, tapi ah rasanya kurang toto kromo sekali.. Secara pribadi saya lebih senang menghadiri resepsi yang diadakan di rumah, walau yang paling sederhana sekalipun. Selain lebih terasa kekeluargaannya, keunggulan resepsi di rumah antara lain kita jadi tahu tempat tinggal sang mpunya hajat, tidak ada ceritanya standing party, tidak ada batasan waktu jadi bisa ngobrol lama (seringkali resepsi pernikahan kawan kan jadi ajang reuni), lebih fleksibel atur waktu kedatangan (terkadang ada aral di luar kehendak kita, seperti hujan dsb), dan yang terpenting datang jam berapapun pasti makanan masih tersedia.. haha..
mustinya kumplen ke wedding organizernya tuh mbak, gasopan banged. tapi jadi pelajaran juga kali yak, dilarang datang dengan perut kosong, untuk menghindari hal2 yg mengecewakan, seperti kehabisan makanan :D
ReplyDeletebiasa kalo ke kondangan niat banget ngincer makanannya.. hahahaha....
ReplyDelete