Thursday 22 July 2010

Budaya Ribet

Hari ini berasa capek sekali, pasalnya menjelang jam istirahat tadi harus meluncur ke sekolah Alif mengurus surat keterangan diterima di sekolahnya yang baru untuk kemudian diserahkan ke Dinas pendidikan untuk mendapatkan validasi. Kenapa berasa capek? selain karena siang ini mentari terik sekali juga karena berasa dikerjain. crying

Cerita bermula saat kami memutuskan untuk memindahkan sekolah Alif ke tempat yang lebih dekat dengan rumah. Lalu dimulailah proses itu, mula2 kami menemui Kepala Sekolah tujuan untuk menanyakan persyaratan pindah kesana, masih menerima murid barukah, dan tetek bengek lainnya. Acc dari sekolah tujuan, saat kenaikan kelas kami menuju sekolah asal untuk meminta surat keterangan pindah dan kelengkapan lainnya seperti rapor, Kartu NISN, dsb. Surat keterangan itu kemudian kami bawa plus acara nyasar ke UPT Dinas pendidikan Kecamatan untuk di validasi (fotocopy dulu 3x baru distempel??), hasil validasi tersebut kemudian dibawa ke Dinas Pendidikan untuk divalidasi kembali dan mendapatkan tanda bukti pengajuan mutasi siswa.


Saat baru tiba di Disdik kami langsung mencari petunjuk alur mutasi siwa dan hasilnya tidak tertempel di sejauh mata memandang, alhasil kami dan para orangtua siswa celingak-celinguk. Begitu ditunjukkan tempat mutasi SD kami antri, eh ternyata pas jam istirahat,. mundur lagee.. Setelah menunggu sekitar sejam, kami kembali antri, eh capek2 antri ternyata cukup persyaratannya yang ditumpuk untuk kemudian nama siswanya dipanggil. Tapi eh tapi teteup orang tua memadati ruangan yang sempit itu, pasalnyanya ada riwayat berkasnya hilang, tercecer, dsb. Kasihan juga para petugas dan operator yang dirubung bak semut.

Setelah melalui perjuangan panjang dan berpeluh-peluh, akhirnya kami mendapatkan tanda bukti yang merupakan hasil bahwa mutasi siswa sudah diinput ke database data pokok pendidikan (Dapodik) . Saat itu tercantum pada baris sekolah tujuan belum ditentukan, kami sempat menanyakan kepada Ibu x yang bertugas, dengan jawaban nantinya kami harus kembali dengan membawa surat keterangan diterima dari sekolah tujuan. Huff ribet amat yak.. whew!

Berbekal surat validasi dari Disdik, sukseslah Alif diterima di sekolah yang baru. Tapi cerita belum selesai, sesuai permintaan Disdik kami membawa secarik bukti penerimaan siswa. Sesampainyanya disana kami kembali berjumpa dengan Ibu x, belum apa2 bukti yang kami bawa divonis bersalah. Meski kami menjelaskan memang itu yang kami terima dari sekolah tujuan sebagai bukti siswa diterima, tidak ada kompromi, surat harus sesuai format baru bisa dikeluarkan validasi (saat kami minta contoh format suratnya agar tidak terjadi kesalahan serupa, tidak diberikan dengan alasan sudah habis karena banyak sekolah yang memintanya juga.. hadeuhhh). Belum cukup sampai disitu, Ibu x cenderung memarahi kami karena tidak menyelesaikan proses itu segera (ampuuunn bu, maap kami berdua pekerja) dan menambahkan bahwa status Alif itu sudah keluar dari sekolah lama tapi belum masuk di sekolah manapun, oalah!!

Akhirnya, sampailah di siang hari ini, ijin keluar kantor untuk mengurus ini itu. Saat saya utarakan bahwa surat sebelumnya salah, Kepala Sekolah malah bingung karena merasa belum pernah mengeluarkan format surat seperti di maksud (doengg, apa lagi ini). Akhirnya dibuatlah surat sesuai keinginan Ibu x dan sesegera mungkin saya bawa ke Disdik (takut diomelin lagi). Alhamdulillah, hari ini petugasnya seorang bapak yang cukup ramah dan ternyata beliau malah bingung dengan tujuan saya datang, akhirnya pelan2 saya jelaskan termasuk tentang vonis status Alif yang ngambang. Tanpa banyak cincong si Bapak langsung mengantar ke operator Dapodik, ketak ketik sebentar (surat bermasalah itu hampir tidak memegang peranan apa2, malah dikembalikan), voila! selesailah masalah.. Alif sukses bermutasi ke sekolah tujuan. fireworks

Saat saya bertanya kenapa sekolah tujuan tidak diisi sejak awal saja, bukankah lebih simpel, sang operator berkata yang belum ditentukan itu biasanya untuk siswa yang pindahnya belum jelas kemana. Gubrakkkssss, padahal saat pertama kali datang, tertera dengan jelas sekolah yang dituju dalam surat keterangan pindah dari sekolah asal. Ampun deh, sampai sekarang s aya masih bertanya2, sebenarnya alur yang benar itu seperti apa, apakah alur itu tidak semuanya mengerti (kayaknya si Bapak dan Ibu x beda paham) atau bagaimana?? bingung bingung dan bingung. Lonely

Terakhir, barusan saja saya cek ke website Dapodik, input NISN ALif, ternyata hasilnya status masih di sekolah yang lama.. Doh

5 comments:

  1. mba...knapa ga langsung ke bu Farah aja.. ? biasanya "yg di bawah" suka takluk kalo kita kenal sama "yg di atas"
    jd geregetan baca posting ini..

    ReplyDelete
  2. dari awal yang lain juga bilang lewat pak asep aja, tapi memang ingin ngerasain proses yang normal. Kalau selalu lewat jalan tol mana tahu kondisi realnya.. bahan pelajaran untuk kita semua ya engga? :-)

    ReplyDelete
  3. Alif emang sudah kelas berapa bun? trus napa gituh, dipindahin? kan dy harus adaptasi lagi sama lingkungannya..

    *malah nanyain yg lain* kabur ah... :D

    alur birokrasi kita emang rumitt, ini bisa masuk nih di acara 'hanya di Indonesia'

    ReplyDelete
  4. Alif naik kelas 2, sekolah yang lama jauh dari rumah, deketnya ma rumah mbahnya.. emang mesti adaptasi lagi, tapi anaknya justru mau banget pindah, kasian ALif kecapean kalo jauh..
    Smoga Indonesia ke depan lebih baik..

    ReplyDelete
  5. ya ampun.. mau pindah sekolah ternyata super duper ribet ya.. :(

    ReplyDelete

Our Birthday